Perbedaan itu pasti ada
karena ada kesamaan. Wanita itu ada karena ada pula laki-laki. Semua
diiciptakan berpasangan. Senja menemani hari-hariku saat ini. Letih, lelah
semua hilang karena semua ada sahabatku, Azra. Kami satu kelas, bahkan hobi
kami pun hampir sama. Kakakku bilang kami ini saudara kembar tapi tanpa
persetujuan alam.
Namaku Reyka. Aku mengenal
Azra waktu SMA. Kami sangat dekat. Awal perkenalan memang kami tak saling
mengenal, tapi aku mengenal dia karena dia suka membuat puisi. Buat aku
puisi-puisi dia itu bagus banget. Aku kagum.
Akhirnya kami membuat
rencana untuk menerbitkan karya kami ke majalah. Tapi itu tinggal rencana.
Karena saat ini hubungan kami sedang tidak baik. Hanya masalah sepele tapi
sikap dia itu yang membuat aku tidak suka.
Kesamaan kami memang hal
yang luar biasa buat aku, karena baru kali ini aku menemukan orang yang
benar-benar mirip sama aku. Terkadang gebetan kami pun sama. Tapi kami tidak
bermasalah. “Kalau seandainya kita sudah sama cowok yang sama, aku rela ngalah
buat kamu,” kataku suatu ketika waktu kami di kantin. Kami tertawa bersama.
****
Hari-hari berlalu seperti
biasa. Waktu masih ku lewati bersama Azra, masalah lingkungan rumah aku lupakan
setiap aku bersama Azra. Bagiku Azra adalah kakakku, sahabat terbaikku. Bahkan
ketika Azra jatuh sakit aku sangat sedih. Banyak planning yang kami buat untuk
mengembangkan hobi kami. Tapi semuanya hancur saat aku cerita ke Azra kalau aku
dekat dengan Dewa, dia mulai ngarang-ngarang cerita jelek tentang aku. Aku
marah ke Azra.
Sikap Azra semakin keterlaluan.
Azra memfitnah aku di depan teman-teman. Aku di kucilkan. Azra juga semakin
jauh dari aku. Kondisi itu berjalan sampai aku jadian sama Dewa. Kabar itu
cepat menyebar sampai ke telinga Azra. Azra cemburu padaku. Tapi saat itu aku
benar-benar tidak tahu kalau Azra juga suka sama Dewa.
****
Dua minggu berlalu …
Hubunganku dengan Azra makin memburuk. Aku semakin
jengkel sama Azra karena dia mulai mencari gara-gara sama teman-temanku yang
justru tak tahu apa-apa. Aku semakin dikucilkan. Aku sedih. Kupikir Azra
sahabatku tapi dia tega nusuk aku dari belakang. Semua rahasia yag telah aju
ceritakan ke dia, dibongkar semua.
Aku lelah.
Rasanya aku mau pindah sekolah saja. Tapi tinggal 1 tahun lagi. Aku semakin
hancur. Hubunganku dengan Dewa pun semakin runyam karena masalahku aku jadi
cuek dan nggak peduli sama dia. Akhirnya aku putus dengan Dewa. Hatiku hancur.
Biasanya saat-saat kayak gini ada Azra yang hibur aku tapi sekarang aku
sendirian tanpa Azra.
Sementara
aku dan Dewa putus, Azra justru terus memojokkan posisiku. Aku semakin
menderita. Bohong kalau aku bisa maafin perbuatan dia. Tapi aku butuh dia, dia
yang bisa ngertiin perasaanku. Aku mau kita balik kayak dulu. Bercanda dan
tertawa bersama. Tapi cara licik dianusuk aku itu membuat aku membenci dia.
****
Waktu
berlalu …
Kini posisi aku dan Azra berbanding terbalik. Dia hancur
dengan sendirinya. Semenjak hubunganku dengan Azra memburuk, sikap Azra semakin
tidak beraturan. Dia agak liar. Hingga beredar gosip miring tentang dia. Aku
mencoba untuk mencari tahu, dan ternyata dibalik sikap diamnya Azra tersembunyi
kebusukkan yang sebenarnya aku sudah
tahu dari dulu.
Aku
melihat Azra bukanlah Azra yang ku kenal dulu. Kalau bukan karena kebaikan Azra
mungkin aku akan membalas perbuatan dia tapi dia bukan musuhku tapi dia kakak
sekaligus sahabatku.
Sepertinya
hubunganku dengan Azra memang takkan pernah baik. Walaupun dilakukan upaya
kayak apa pun memang takkan kembali membaik. Karena tak ada lagi sapa dan
senyum diantara kami. Walau terkadang aku membutuhkan dia, tapi aku tahu dia
itu tipe yang bagaimana.
Kondisi
ini berlangsung sampai saat ini. Aku hanya tak ingin menganggap Azra sebagai
musuh tapi tetap sebagai teman.
SELESAI
….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar